Ad Code

Responsive Advertisement

Hadir Sebagai Pembicara Dalam Dialog Kebangsaan, Ini Kata Kapolrestabes Surabaya

http://ift.tt/2oSpXSq

WhatsApp Image 2017-04-29 at 08.05.06

Polrestabes Surabaya (29/04/2017) : Demi membangun kembali jiwa yang rapuh akibat terkikis oleh kemajuan zaman, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Mohammad Iqbal hadir sebagai pembicara dalam acara dialog kebangsaan di gedung rektorat ruang sidang utama kampus ITS Surabaya, dengan tema ‘Merajut kembali jiwa nasionalisme kebangsaan dan jati diri bangsa demi keutuhan Nusantara’.

Tidak hanya Kapolrestabes Surabaya, dalam acara dialog itu yang dilaksanakan pada Jum’at 28 April 2017 sejak pukul 13.45 WIB hingga usai, juga hadir sebagai pembicara pula Sejarawan, KH. Agus Sunyoto. Sayangnya, Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Nusantara, Yudi Latief PHD, yang juga turut diundang sebagai pembicara namun tidak menghadiri dialog kebangsaan tersebut.

WhatsApp Image 2017-04-29 at 08.05.07 (1) WhatsApp Image 2017-04-29 at 08.05.08

Agenda dialog kebangsaan juga tampak dihadiri oleh Rektor ITS, Ketua Direktur ITS, Dekan ITS, Tokoh Masyarakat atau Ormas, serta para mahasiswa dan mahasiswi ITS. Sebagai pembuka acara, Rektor ITS Prof. Joni hermana Msc Phd, sangat mengapresiasi kegiatan ini.

“Dimana para generasi muda khususnya mahasiswa ITS, lulus dari ITS bukan hanya pintar Science Dan Technologies, namun juga diharapkan mempunyai ilmu penalaran yang gunanya bisa memecahkan masalah dengan penalaran yang baik,” ujar Joni dalam sambutannya.

WhatsApp Image 2017-04-29 at 08.05.06

Selesai sambutan, kemudian acara dilanjutkan dengan acara dialog kebangsaan yang pertama, oleh KH. Agus Sunyoto. Pada kesempatan itu, dirinya memberikan wawasannya, yang mengatakan bahwa, tokoh-tokoh agama atau tokoh tokoh suku yang ada di Indonesia, pada zaman dahulu tidak mempunyai rasa perbedaan dalam memperjuangkan atau mempertahankan negara Indonesia.

“Mereka saling bahu membahu untuk bisa mengusir penjajah dari Negera Indonesia,” kata Agus.

Dia mencontohkan, pada suatu negara lain yang tidak mempunyai rasa kebangsaan, seperti Islam di negara Spanyol. Dahulunya berkembang pesat namun tidak mempunyai budaya, sampai-sampai negara Spanyol merasa khawatir akan perkembangan Islam tersebut.

“Spanyol khawatir perkembangan Islam disana, akan mempengaruhi pemerintahan. Akhirnya Ratu Elisabet menghapus semua warga Islam di negara Spanyol tanpa sisa dan sekarang Islam di negara Spanyol hanya tinggal cerita,” terang Agus menceritakan.

Selain Spanyol, Agus juga mencontohkan pada bangsa Kurdi, yang mana bangsa tersebut memiliki Kesultanan yang luas, yang mana pada saat itu dipimpin oleh Sultan Salahudin. Bangsa Kurdi ada waktu itu, tidak mempunyai budaya Islam, dan setelah meninggalnya Salahudin, kekuasaan bangsa Kurdi hilang dari pribumi dan menjadi bangsa kecil kecil yaitu Turki, Irak dan Iran.

“Jadi budaya yang sangat kental, akan mempersatukan bangsa-bangsa dan umat,” pungkas Agus.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Mohammad Iqbal, yang juga selaku pembicara melalui wawasannya, menyampaikan tentang kondisi keberagaman di Indonesia. Dalam pandangannya, Indonesia yang memiliki ragam suku, bahasa, adat, budaya maupun agama, adalah suatu keragaman yang tidak dimiliki oleh Negara manapun.

“Hal inilah yang menjadi kekayaan bangsa, tapi juga dapat memicu konflik karena perbedaan kepantingan, setiap kelompok pasti mempunyai potensi konflik. Juga faktor internal yang mempengaruhi Kebhinekaan. 71 tahun Indonesia merdeka, namun belum tercipta pemerataan pembangunan. Demografi Indonesia masih didominasi oleh masy low class, serta ketimpangan kesejahteraan,” jelas Iqbal.

Sedangkan faktor lain yang juga mempengaruhi Kebhinekaan bangsa Indonesia, menurut Iqbal adalah faktor eksternal. Seperti menguatnya peran legislative, menguatnya peran media, menguatnya civil society dan lembaga internasional serta tuntutan kebebasan individu dan supremasi hokum.

“Budaya adalah sebagai pengikat identitas bangsa itu sendiri. Keberagaman adalah sebuah potensi yang sangat besar bagi bangsa. Keberagaman adalah anugerah bangsa kita yang mana tidak dimiliki oleh Negara-negara lain,” pungkasnya.

Sekitar pukul 16.00 WIB Kapolrestabes Surabaya selesai memberikan wawasan kebangsaan, kemudian dia meninggalkan tempat giat. Dalam giat dialog kebangsaan tersebut, pengamanan dilaksanakan oleh Polsek Sukolilo Polrestabes Surabaya dan dipimpin oleh Kapolsek Sukolilo Kompol Ibrahim Gani.***lld

Laporan : Kasubag Humas Polrestabes Surabaya.

Editor : Jibril.



from SurabayaRaya http://ift.tt/2oS4Obg
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu